Rabu, 11 September 2013

Virus H7N7

Wabah tinggi patogenisitas flu burung H7N7 virus yang berlangsung pada 255 peternakan unggas di Belanda selama tahun 2003 telah digunakan untuk memberikan petunjuk tentang arus flu burung H7N9 virus di Cina . Selama wabah Dutch 453 manusia menunjukkan gejala penyakit dan 89 dikonfirmasi memiliki infeksi virus .  
ciri dari penyakit ini dapat dilihat dari Konjungtivitis ( radang selaput kelopak mata )yang banyak terdapat pada kasus manusia . Rupanya virus ini mereplikasi sempurna di mata , yang dikenakan alpha - 2 , 3 reseptor asam sialic . Dari sana virus bisa mencapai rongga hidung melalui saluran nasolacrimal .Ada satu infeksi fatal selama terjadi wabah di Belanda , dan virus yang diisolasi dari individu ini mengandung amino E627K perubahan asam viral PB2 protein , yang berhubungan dengan replikasi tinggi virus flu burung pada mamalia . Perubahan ini mungkin muncul selama replikasi virus pada pasien seperti itu tidak diamati dalam isolat lainnya . Baru-baru H7N9 isolat dari Cina semua memiliki E627K mutasi PB2 .Dalam wabah di Belanda tidak ada bukti penularan antar manusia dari virus H7N7 . Kesimpulan ini sebagian didukung oleh analisis filogenetik urutan virus , yang menunjukkan bahwa selama wabah virus diversifikasi ke beberapa garis keturunan dengan strain manusia di ujung pohon Sejauh ini virus H7N9 tidak muncul untuk menyebar dari manusia ke manusia . Pengamatan ini menunjukkan bahwa virus tersebar luas pada unggas di Cina , dan bahwa ada beberapa perkenalan ke manusia . Tampaknya mungkin bahwa virus ini baru muncul relatif baru di Cina dan beberapa waktu sesudahnya harus kesempatan untuk menginfeksi manusia .
Ada beberapa pertanyaan di benak setiap orang yaitu :
apakah virus flu burung H7N9  akan menular dari manusia kemanusia?

Mengenai hal ini penulis memiliki komentar berikut :Meskipun infeksi manusia dengan virus influenza H7 telah terjadi berulang kali selama dekade terakhir tanpa bukti berkelanjutan manusia ke manusia , tidak adanya berkelanjutan dari manusia ke manusia transmisi A ( H7N9 ) virus tidak datang dengan jaminan apapun.
Ada kemungkinan bahwa selama replikasi pada burung atau manusia, H7N9 virus secara acak mungkin mengalami mutasi yang memungkinkan untuk transmisi . Di tempat yang tepat pada waktu yang tepat , virus tersebut bisa menyebar melalui populasi manusia . Atau , seperti mutasi transmisi memfasilitasi mungkin mengganggu kebugaran keseluruhan virus , sehingga mencegah penyebaran. Saya mendukung hipotesis kedua karena H7N9 virus telah mengirimkan setidaknya sejak Februari 2013 , mereka telah mengalami banyak siklus replikasi tanpa mutasi tersebut timbul . Jika virus belum memasukkan burung liar , pemusnahan unggas bisa memberantas itu dari China - dengan asumsi bahwa hal itu tidak pergi di tempat lain .

sumber 

Vaksin

Asal mula vaksin adalah dari bahasa latin vacca yang berarti sapi dan vaccinia yang berarti cacar sapi. Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit tertentu sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme yang merugikan
Vaksin merupakan galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan dan dapat juga berbentuk organisme mati seperti protein, peptida, partikel seperti virus, dan sebagainya, sehingga tidak menimbulkan penyakit
Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan pada tubuh untuk mempertahankan diri terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
Vaksin diberikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imunologi tubuh supaya membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit . Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.

Vaksin Aktif (Live)

Vaksin aktif adalah vaksin yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah
Sifat vaksin aktif :
  • Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen
  • Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda
  • Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.
  • Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
  • Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
  • Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95%
  • Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan
Contoh : Sanavac gumboro, Sanavac gumboro plus, Sanavac ND-LS, Sanavac clone, Sanavac LS-H52, Sanavac B1-H120

Vaksin Inaktif (kill)

Vaksin inaktif adalah vaksin yang dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehide) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja.
Sifat vaksin inaktif yaitu :
  • Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen
  • Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
  • Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
  • Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
  • Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
  • Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah
Contoh : Sanavac AI, Sanavac ND-AI, Sanavac ND-Broiler

Management ayam SPF (specific pathogen free)

Akhir akhir ini dunia vaksin unggas begitu cepat berkembang, Indonesia menjadi salah satunya. Dulu hanya beberapa perusahaan saja yang memproduksi vaksin tetapi sekarang sudah mulai bermunculan perusahaan-perusahaan vaksin baru. Untuk media pengujiannya dibutuhkan ayam dan telur yang terbebas dari pathogen tertentu dan biasa disebut dengan ayam spf (spf chicken).
Untuk Memelihara ayam SPF tidak seperti pemeliharaan ayam pada umumnya, Dibutuhkan keahlian khusus untuk menangani ayam spf ini seperti : pengambilan darah ayam dan inseminasi buatan. Selain itu juga dibutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk mendirikan suatu kandang untuk ayam spf karena dibutuhkan gedung yang steril dengan aliran udara positif (PAP) dan menggunakan HEPA filter.

Pengenalan umum

Flock SPF : kelompok ayam / unggas dalam suatu lingkungan tersendiri yang dijaga atau dipelihara oleh personel tersendiri yang tidak memiliki kontak / berhubungan dengan flock lain selain flock spf.
Jika ayam spf sudah dimasukkan kedalam suatu lingkungan tersebut maka tidak ada kesempatan untuk ayam non spf untuk memasuki lingkungan / kelompok ayam spf

Managemen kandang : sistem manajemen diminimalisir sedemikian rupa terhadap resiko terjadinya kontaminasi. Fasilitas SPF plant harus jauh dari plant non SPF lainnya, kecuali ayam non SPF tersebut dalam proses dipersiapkan untuk membentuk SPF plant dan fasilitas yang digunakan sama dengan fasilitas ayam SPF
SPF flock ditempatkan dalam suatu isolator atau dalam suatu gedung bertekanan positif yang dilengkapi filtrasi udara (HEPA filter) dalam suatu pengaturan sistem HVAC
Gedung atau fasilitas SPF di design sedemikian rupa sehingga mencegah masuknya serangga, unggas liar, dan personel yang tidak terkait SPF

Personel : Harus tidak kontak dengan unggas lain diluar SPF, atau dengan agen yang dihindari untuk dapat mengkontaminasi flock ayam SPF
Personel diwajibkan untuk mandi dan mengganti pakaian dengan pakaian khusus sebelum masuk ke area SPF plant

Peralatan : Semua peralatan yang akan dimasukan kedalam gedung SPF plant harus disterilkan terlebih dahulu. Direkmendasikan pakan di treatment sedemikian rupa untuk menghindari adanya paparan agen / mikroorganisme yang tidak diinginkan. Air minum harus selalu cukup tersedia dan layak untuk di minum
Tidak diperbolehkan memberikan obat - obatan atau pengobatan yang dapat menginterfensi terditeksinya suatu agen penyakit

Pencatatan : Pencatatan permanen yang merupakan catatan kesehatan ayam secara umum suatu flock dan kejadian abnormalitas harus diinvestigasi
Hal hal yang harus dimonitor adalah : morbidity, mortality, keadaan fisik secara umum, konsumsi pakan, produksi telur harian dan kualitasnya, fertility dan hachiability
catatan disimpan untuk jangka waktu minimal 5 tahun. Detail mengenai berbagai penyimpangan atau terdeteksinya suatu kejadian infeksi harus segera diinformasikan kepada pengguna telur tersebut

Sampel : Sampel darah diambil secara random / acak. Test yang digunakan harus bersifat spesifik dan sensitif untuk tiap agen yang ditangani. Pengambilan sampel pada stock SPF awal harus dilakukan untuk seluruh ayam minimal satu (1) kali sebelum ayam mencapai umur 20 minggu
Kelompok ayam yang terindikasi CAV (chicken anemia virus) tidak perlu untuk dimusnahkan / dikeluarkan dari flock akan tetapi harus dipisahkan kedalam area tersendiri.Telur yang berasal dari positif CAV tidak dapat dipergunakan sebagai material pembuatan jenis vaksin - vaksin aktif yang aplikasinya untuk ayam yang berumur kurang dari 7 hari, sedangkan untuk vaksin inaktif telur yang positif CAV masih dapat dipergunakan, karena telah terbukti bahwa CAV ini terinaktifasi pada proses inaktifasi bulk virus yang diproduksi

Pembentukan Flock SPF plant

Design dari SPF plant adalah kelompok ayam yang berasal dari ayam ayam yang terbebas dari berbagai penyakit yang dapat menular secara vertikal (verticaly transmisable agents). Hal ini diperoleh dari hasil observasi dan pengujian tiga (3) generasi kelompok ayam sebelum dapat dibentuk / disebut flock SPF
No.
Desease  
TestVertical  Transmisi
Rapid/Slow spread
1
Avian adeno virus 
AGP, ELISA  yesS
2
Avian encephalomyelitis virus  AGP, ELISA yesR
3
IBV HI, ELISAnoR
4
ILTV ELISA, SNnoS
5
ALV ELISA, SNyesS
6
Nephritis virus Imunostaining (IS)noS
7
Orthoreo virus IS, ELISAyesS
8
Rerticuloendotheliosis virus AGP, ELISA, ISyesS
9
CAV IS, ELISA, SNTyesS
10
EDS HI, ELISAyesS
11
IBD SNTnoR
12
AIV AGV, ELISA, HInoR
13
Marek's AGPTnoR
14
NDV HI, ELISAnoR
15
Turkey Rhinotracheitis ELISAnoS
16
Mycoplasma gallisepticum Agg, HI(+), ELISAyesS
17
Mycoplasma synoviae Agg, HI(+),ELISAyesR
18
Salmonella pullorum AggyesS

Managemen program pembentukan SPF plant

Stock awal : Lakukan monitoring untuk penyakit vertical transmisable. Pengujian dilakukan pada seluruh ayam untuk mengetahui paparan antigen dan antibody avian leucosis sebelum umur 20 minggu. Pengujian salmonela spp dan lakukan observasi klinis secara umum mulai umur 20 minggu. Lakukan pengujian rutin terhadap berbagai agen dari mulai umur 20 minggu

Generasi kedua : Pengujian dilakukan pada seluruh ayam untuk mengetahui paparan antigen dan antibody avian leucosis sebelum umur 20 minggu.Pengujian salmonela spp dan lakukan observasi klinis secara umum mulai dari umur 8 minggu

Generasi ketiga : Pengujian dilakukan pada seluruh ayam untuk mengetahui paparan antigen dan antibody avian leucosis sebelum umur 20 minggu.Pengujian salmonela spp dan lakukan observasi klinis secara umum mulai dari umur 8 minggu. Lakukan pengujian rutin terhadap berbagai agen mulai dari umur 20 minggu. Lakukan pengujian setelah bertelur (post lay) terhadap vertically transmisable agent

Subsequnce generasi : Test 5 % sampel dari jumlah keseluruhan ayam dalam suatu flock terhadap Ag Avian Leucosis dan Ab terhadap berbagai agen spesifik antara umur 12 - 20 minggu
Flock dinyatakan sebagai SPF apabila semua hasil uji memenuhi syarat (terbebas)
semoga bermanfaat...........